tembok itu, diri sendiri

….

Saya ingat permainan yang Ibu ajarkan kepada saya. Sebuah karton dilubangi tengahnya dan saya harus menggapai bola yang ditaruh dibaliknya. Ketika saya berhasil menggenggam bola dibalik lubang itu, Ibu meminta saya untuk melepaskannya. Tentu saja saya tidak mau karena sebelumnya sudah sulit bagi saya untuk mendapatkan bola itu.

“Sebelum kamu menggenggam bola, ia hanyalah imajinasimu. Dan ketika kamu mendapatkannya, ia menjadi obsesimu. Namun keduanya tetap tidak akan menjadi nyata ketika kamu tidak dapat melihatnya karena terhalang oleh karton itu. Karton itu adalah dirimu. Dan diri sendiri adalah musuh terbesar pada setiap manusia. Penghalang kita untuk belajar melepaskan sesuatu yang sebenarnya hanyalah imajinasi dan obsesi saja. Tidak nyata.”

 

—- Djenar Maesa Ayu, dalam 1 Perempuan 14 Laki-laki.

nah. tak jarang yang menghalangi kita untuk meraih sesuatu adalah diri sendiri. diri sendiri, dengan berbagai prediksi dan prasangka tentang apa yang didepan mata. diri sendiri, dengan bermacam pikiran yang justru destruktif bukannya suportif. tak jarang kita abaikan ‘tembok’ yang satu ini: diri sendiri. it’s in your head. it is yourself that gets in your way.